Selasa, 17 September 2013

Menag : Perbedaan Merupakan Kekayaan Bagi Kita Semua

Sulteng (Humas) – Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali mengajak umat Buddha di Negeri ini untuk membumikan kerukunan umat beragama. Hal ini disampaikan Menag saat membuka acara tahunan Sippa Dhamma Samajja Nasional V Tahun 2013, di Jakarta, Senin malam (16/9).

“Perbedaan merupakan kekayaan bagi kita semua, dan dunia mengakui, bahwa kerukunan di Bumi Pertiwi tercinta ini adalah yang terbaik di dunia. Sikap saling menghargai, kasih sayang dan toleransi harus selalu kita pegang teguh”, tambah Menag.

Dalam sambutannya, Menag juga berpesan kepada peserta lomba, bahwa, dalam setiap pertandingan, pasti ada yang menang dan yang kalah. Keduanya memberi makna masing-masing. “Pemenang tak boleh sombong, yang kalah tak boleh patah semangat, tetapi terpacu untuk lebih meningkatkan prestasi”, ujar Menag.

Dalam kesempatan sama, Dirjen Bimas Budha Joko Wuryanto menjelaskan, kegiatan tahunan ini dalam rangka meningkatkan kualitas mental, spiritual dan kreativitas, serta menumbuhkan bakat dan minat siswa-siswi Buddhis untuk meningkatkan keterampilan dan pemahaman Dhamma. “Dengan ajang Sippa Dhamma Samajja ini, mereka dapat menampilkan dan meraih prestasi yang terbaik dalam kompetisi tingkat nasional,” kata Joko Wuryanto.

Perlombaan yang dilaksanakan pada ajang Sippa Dhamma Samajja ini adalah cerdas cermat, menyanyi, melukis, dhamma desana (ceramah), menulis cerpen untuk siswa SD. Sementara untuk siswa SMP dan SMA perlombaan damma desana dengan menggunakan bahasa Inggris. Acara ini didukung seluruh umat Budha, vihara, dan majelis agama Budha dan akan berlangsung dari tanggal, 16 s.d. 18 September 2013 .
Hadir dalam pembukaan Sippa Dhamma Samajja, antara lain Sekjen Bahrul Hayat, Walikota Jakarta Utara Bambang Sudiono, para Kakanwil dan Pembimas Buddha seluruh Indonesia serta para pengurus majelis dan tokoh agama Buddha. (afh/g-penk/sk/ks/Pinmas Kemenag RI)

Sumber : http://sulteng.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=157924

Jumat, 13 September 2013

Kemenag Raih Laporan Keuangan Terbaik Tahun 2012

Sulteng (Humas) – Kementerian Agama RI kembali meraih predikat terbaik dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tahun 2012 karena disusun dan disajikan dengan capaian standar tertinggi, yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), sehingga pada tahun 2012 ini mendapatkan opini terbaik dari BPK dan menerima penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) Dengan Paragraf Penjelasan (DPP) dari Pemerintah, yang diwakili Kementerian Keuangan.

Penghargaan tersebut diserahkan Wapres Prof Boediono kepada Menag Dr Suryadharma Ali di Auditorium Gedung Dharmapala-Kementerian Keuangan, Kamis (12/9) dalam acara Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2013. 

Dengan penghargaan ini, Kementerian Agama berarti telah dua tahun berturut-turut mendapatkan predikat yang sama. Hal ini cukup menarik dan membanggakan, karena satuan kerja (Satker) Kemenag merupakan yang terbanyak di Indonesia dengan jumlah mencapai 4.476 Satker.

Dalam sambutannya, Wapres Boediono mendukung kegiatan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah yang dilaksanakan Kementerian Keuangan. “Saya mendukung kegiatan seperti ini, karena akan mampu memelihara dan meningkatkan komitmen serta menumbuhkan sinergi para pengelola keuangan Negara untuk melakukan pengelolaan keuangan Negara yang berkualitas, transparan dan akuntabel. (afh. Sumber : G-penk-Pinmas Kemenag RI)

Jumat, 06 September 2013

Data yang akan digunakan harus akurat dan tepat waktu

Pendis - "Merencanakan sesuatu kegiatan harus sesuai dengan data, tanpa data segala kegitan dan pekerjaan yang akan dilaksanakan akan mengalami kesulitan," ungkap Drs. Burhanuddin, MA Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) Kanwil Sumut, dalam arahannya ketika membuka acara Kegiatan Penguatan Tenaga Pengelola Data Pendidikan Tingkat Kanwil/Kankemenag/PTAIN/Kopertais Tahun 2013 angkatan I.

Selanjutnya Burhanuddin juga mengatakan bahwa data yang tidak valid susah untuk dijadikan acuan untuk mengambil keputusan, terutama keputusan untuk menentukan kebijakan.

Menurut Kabid PAKIS data yang akan digunakan harus akurat dan tepat waktu, akurat berarti sesuai dengan yang ada di lapangan sedangkan tepat waktu adalah data yang digunakan harus sesuai waktu diterbitkannya data atau paling tidak jarak waktunya tidak jauh. Di sisi lain ada korelasi yang sangat penting antara data khususnya data pendidikan dan penganggaran, dengan gambaran bahwa penganggaran di bidang pendidikan akan sangat tergantung dari keberadaan data yang valid, akurat dan tepat waktu.

Sampai saat ini berbagai pencapaian dalam bidang pendidikan yang telah dilakukan Kementerian Agama tidak lepas dari peran EMIS sebagai penyuplai data dan informasi pendidikan Islam.

Sementara itu Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Setditjen Pendidikan Islam Kastolan, S.Pd, M.Si, dalam arahannya meminta kepada para peserta untuk lebih serius dan tekun dalam melakukan pendataan di daerah.

Dalam laporan kegiatan yang dibacakan Aziz Shaleh bahwa kegiatan Penguatan Pengelola Data Pendidikan ini terbagi dalam 12 lokasi, yakni Medan, Palembang, Batam, Makassar, Bogor 1, Magelang, Malang, Denpasar, Manado, Balikpapan, Serang dan Bogor 2.

Kegiatan yang berlangsung di Medan tanggal 20-23 Agustus 2013 ini diikuti oleh peserta dari Kankemenag Kab/Kota seProvinsi Sumatera Utara dan Kankemenag Kab/Kota sePropinsi Aceh sebanyak 138 peserta.
(ra)

Sumber : http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6966#.UimmInpQnVo

Kamis, 05 September 2013

Dirjen Pendis : Jika memungkinkan, riset akan menjadi salah satu ciri khas madrasah

Pendis - Di sela-sela Launching Program Madrasah Riset Nasional (Pro Madrina) yang berlangsung di Mataram NTB (04/09), Nur Syam selaku Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama mengungkapan kepada para wartawan bahwa "Program Madrasah Riset" diharapkan mampu memberikan pembelajaran tuntas bagi siswa madrasah yang menyukai riset.

"Mengamati perkembangan satu tahun terakhir, saya melihat banyak penelitian yang dilakukan oleh siswa madrasah, baik di tingkat MTs maupun MA yang sangat bagus dan bersentuhan langsung dengan masyarakat," kata Nur Syam.

"Bahkan, ada siswa madrasah yang menghasilkan buku riset," tambah Nur Syam.

Selanjutnya Nur Syam menjelaskan, berawal dari pembelajaran yang tidak sekedar bersifat teoritis-konseptual, tapi juga penelitian empiris, siswa madrasah menunjukan prestasi yang sangat luar biasa. "Ada yang meriset makanan sehat, pengawetan makanan, pupuk organik, dan lain sebagainya," lanjut Nur Syam.

"Kami berkeyakinan, di masa yang akan datang, madrasah bisa menjadi pusat riset, tentunya riset-riset yang tidak terlalu sulit," katanya lagi.

Bahkan, lanjut Nursyam, jika memungkinkan, riset akan menjadi salah satu ciri khas madrasah. Dengan demikian madrasah siap menghasilkan peneliti-peneliti pemula tingkat MTs-MA, menghasilkan ilmuwan-ilmuwan yang baik dan berkualitas untuk mengembangkan kualitas pendidikan Islam secara berjenjang.

"Ke depan, madrasah siap menjadi tempat belajar yang memadukan antara ajaran Islam yang kuat dan akhlakul karimah dengan mempertimbangkan keseimbangan iman, ilmu, dan amal," tutur Nur Syam.

Sementara itu Gubernur NTB, TGH M Zaenul Majdi dalam sambutannya pada Launching tersebut mengatakan "Program Madrasah Riset akan mengembalikan khittah madrasah."

"Ini Program yang sangat luar biasa, perlu didukung. Ini sebuah terobosan cerdas dari Kementerian Agama," terang Zaenul Majdi. "Program ini akan mengokohkan kembali tradisi ilmiyah di dunia Islam," tutur Gubernur lulusan Mesir ini optimis.

Sumber : http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6973#.UimpXnpQnVo

USAMA, S.Ag

Kepala Madrasah